Dingin yang menyelimuti senja itu
Tak menggentarkan jiwaku untuk terus berjalan
Pos demi pos ku lewati……
Tiba waktuku berhenti sejenak
Terlepaslah sedikit lelahku
Tampak carrielmu dengan cover bag cokelatnya
Hilang diantara rindangnya rimba ciremai
Mataku tetap tertuju pada pendaki hilang itu
Entah siapa dia????
Dia akan selalu ada dalam ingatanku
Misteri Ciremai…
Akan ku kenang,,,,
Mungkinkah akan ku temui lagi dia di rimba yang lain????
Rimba yang entah dimana
Rimba yang ku sendiri tak tau
Terima kasih kawan,,,,
Kau telah banyak mengingatkan aku
Tantang arti sebuah kawan dan alam….
Lanjutkan..
Jumat, 15 Januari 2010
Rintikan Mata Air Gua Walet
Semangat yang terus menggebu
Mengantarkanku untuk sampai di sebuah gua
Gua diantara tebing – tebing yang kokoh
Gua diantara eddelwise yang abadi sepanjang masa
Gua yang menyimpan mata air
Pelepas dahaga para petualang
Dalam gua ku berlindung
Dari gerimis yang turun kala itu
Suara percikan mata air dalam gua
Mengalahkan suara rintikan gerimis itu
Yang membasahi eddelwise – eddelwise dan rumput – rumput depan gua
Tatkala pagi tiba
Diatas tebing – tebing yang selalu bertasbih
Memuji keagungan Tuhan
Terlihat gugusan gunung berdiri dengan megahnya
Menyadarkanku akan kecilnya diriku di hadapan Sang Maha Pencipta
Menyadarkanku akan kekuasaan Sang Kholik yang amat luas
Embun yang membasahi rumput – rumput yang bergoyang
Perlahan sirna dengan matahari yang bersinar
Dengan sambutan kabut yang menyelimuti gua itu
Mengantarkan para petualang melanjutkan perjalanan
Untuk tetap berjalan
Mengikuti langkah kaki mereka…. Lanjutkan..
Mengantarkanku untuk sampai di sebuah gua
Gua diantara tebing – tebing yang kokoh
Gua diantara eddelwise yang abadi sepanjang masa
Gua yang menyimpan mata air
Pelepas dahaga para petualang
Dalam gua ku berlindung
Dari gerimis yang turun kala itu
Suara percikan mata air dalam gua
Mengalahkan suara rintikan gerimis itu
Yang membasahi eddelwise – eddelwise dan rumput – rumput depan gua
Tatkala pagi tiba
Diatas tebing – tebing yang selalu bertasbih
Memuji keagungan Tuhan
Terlihat gugusan gunung berdiri dengan megahnya
Menyadarkanku akan kecilnya diriku di hadapan Sang Maha Pencipta
Menyadarkanku akan kekuasaan Sang Kholik yang amat luas
Embun yang membasahi rumput – rumput yang bergoyang
Perlahan sirna dengan matahari yang bersinar
Dengan sambutan kabut yang menyelimuti gua itu
Mengantarkan para petualang melanjutkan perjalanan
Untuk tetap berjalan
Mengikuti langkah kaki mereka…. Lanjutkan..
Semalam di Cigowong
Hujan yang turun senja itu
Menghentikan perjalananku menuju indahnya puncak tertinggi Jawa barat
Canda tawa tetap terpancar
Di wajah para penggiat alam bebas
Rintikan hujan itu
Membuat dingin yang menusuk tulang
Tetapi,,,,
Dingin itu tetap tak bisa mengalahkan
Hangatnya kebersamaanku bersamamu kawan
Malam yang panjang diselimuti dinginnya lembah ciremai
Tanpa sang dewi malam menemani
Tanpa bintang – bintang yang berkelip
Berakhir dengan muncunya sang fajar di ufuk timur
Embun yang membasahi daun – daun yang hijau
Kicauan burung membuatku terjaga
Meneruskan perjalanan para petualang
Kembali menelusuri rimba ciremai
Menelusuri jalan setapak
Menuju tempat yang lebih elok Lanjutkan..
Menghentikan perjalananku menuju indahnya puncak tertinggi Jawa barat
Canda tawa tetap terpancar
Di wajah para penggiat alam bebas
Rintikan hujan itu
Membuat dingin yang menusuk tulang
Tetapi,,,,
Dingin itu tetap tak bisa mengalahkan
Hangatnya kebersamaanku bersamamu kawan
Malam yang panjang diselimuti dinginnya lembah ciremai
Tanpa sang dewi malam menemani
Tanpa bintang – bintang yang berkelip
Berakhir dengan muncunya sang fajar di ufuk timur
Embun yang membasahi daun – daun yang hijau
Kicauan burung membuatku terjaga
Meneruskan perjalanan para petualang
Kembali menelusuri rimba ciremai
Menelusuri jalan setapak
Menuju tempat yang lebih elok Lanjutkan..
Langganan:
Komentar (Atom)

